Objek wisata air ini terletak 24 km ke arah timur laut menuju Ponorogo dari arah utara. Kawasan ini memiliki panorama menarik. Berada di lereng Gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter dpl, udara terasa sejuk. Suhu rata-rata 22-23 derajat Celcius. Ditambah dengan uap air yang menyegarkan suasana, orang akan betah berlama-lama di sini.
Menuju Telaga Ngebel tidak sulit. Kendaraan umum siap mengantar dari Terminal Ponorogo atau Sub Terminal Jenangan, Ponorogo. Perjalanan dari Ponorogo makan waktu 45 menit. Jika dari Madiun hampir 1 jam tanpa menyentuh kota reyog ini. Begitu lepas dari Madiun bisa melalui Mlilir atau Dolopo. Ada alternatif lain buat kalian warga daerah kidulan biasanya lewat Pulung dan mengambil jalur selatan, yang sebelumnya akan disuguhkan dengan sumber air panas dan juga air tiga rasa.
Menuju Telaga Ngebel tidak sulit. Kendaraan umum siap mengantar dari Terminal Ponorogo atau Sub Terminal Jenangan, Ponorogo. Perjalanan dari Ponorogo makan waktu 45 menit. Jika dari Madiun hampir 1 jam tanpa menyentuh kota reyog ini. Begitu lepas dari Madiun bisa melalui Mlilir atau Dolopo. Ada alternatif lain buat kalian warga daerah kidulan biasanya lewat Pulung dan mengambil jalur selatan, yang sebelumnya akan disuguhkan dengan sumber air panas dan juga air tiga rasa.
Sore itu maksud hati ingin mencari kontrakan tempat untuk usaha kecil-kecilan tapi sungguh sulit mencari tempat disana. Setelah cukup lelah diriku bersama beberapa kanca menuju dermaga. Sore itu cukup rame karena kalo pas musim libur gini, lapangan samping kecamatan pasti sudah antri untuk digunakan perkemahan. Tak jarang anak muda yang memadu kasih dipinggiran telaga karena memangPanorama Wisata Ponorog yang luar biasa.
Tapi telaga itu sekarang sudah tak seindah dulu, tidak sebersih dulu, tidak semenawan dulu. Sekarang banyak sampah dan spanduk bekas ini itu dan juga jajanan pilkada! Entah siapa yang bertanggung jawab, saya kurang tau tapi yang pasti telaga itu kurang bersih. Jadi teringat waktu masih aktif sebagai di Pecinta Alam Janggala kami pernah beberapa kali muter telaga menyusuri sampah yang ada disekitar. Kami kesana kemari membawa karung berisi sampah. Capek sih, tapi tak apa ini juga pengorbanan sedikit kami untuk Ponorogo tercinta. Tapi kami senang kok, pas muter banyak orang yang ngacungin jempol mereka. Dan sekrang apakah kami yang harus bertindak??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar