Jumat, 13 Desember 2013

MASJID TEGALSARI

MASJID TEGALSARI ADALAH SALAH SATU MASJID TERTUA DI INDONESIA YANG DIDIRIKAN SEKITAR ABAD KE-18. MASJID INI TERLETAK DI RT. 01, RW. 01, DUKUH GENDOL, DESA TEGALSARI, KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO. MASJID INI MERUPAKAN PENINGGALAN KYAI AGENG HASAN BESARI, SEORANG ULAMA BESAR YANG HIDUP SEKITAR TAHUN 1742. DI DALAM MASJID TERSIMPAN KITAB YANG BERUMUR ANTARA 150-170 TAHUN YANG DITULIS OLEH RONGGO WARSITO.
Komplek masjid Tegalsari ini berjarak + 10km, bisa ditempuh dengan angkutan umum bus jurusan Trenggalek, turun di perempatan Jetis, bisa naik ojek, dokar atau jalan kaki, berjarak + 1 km. Muhammad Hasan Bashari atau dikenal juga dengan Kyai Ageng Hasan Besari Tegalsari, seorang ulama’ sakti dan berbudi luhur yang konon merupakan keturunan ke sebelas Nabi Muhammad SAW.
Diantara santri-santrinya yang terkenal adalah Pakubuwono II alias Sunan Kumbul, penguasa Kartasura, Bagus Burham alias Raden Ngabehi Ronggowarsito seorang pujangga besar tanah Jawa dan tokoh pergerakan Nasional HOS.Cokroaminoto.
Secara arsitektural, masjid ini memiliki langgam Jawa kuno. Terdiri dari tiga bangunan yang saling berhimpit, berorientasi barat-rimur, bangunan masjid beratap tajug tumpang tiga terletak paling barat. Di dalam interior terdapat empat buah saka guru, 12 sakarawa, dan 24 saka pinggir penyangga atap tajug yang dipasang dengan sistem ceblokan. Struktur atap tajug diekspose, sehingga dapat diketahui bahwa brunjungnya merupakan jenis atap tajug peniung atau payung agung, karena usuknya disusun secara sorot. Selain itu, juga terdapat mimbar kayu berukir, yang sebetulnya merupakan replika dari mimbar asli yang telah rusak.  Mihrabnya merupakan sebuah ceruk yang dibingkai kayu ukiran dengan bentuk dan stilirasi dari kalarnakara. Keunikan masjid ini bisa ditemui pada pilar-pilar kayu jati yang keseluruhannya berjumlah 36 buah dan tembok setebal 0,5 meter. Jumlah 36 tiang mengandung arti jumlah wali/wali songo (3+6=9).
Komplek Masjid Tegalsari terdiri dari tiga bagian yaitu:
  • Dalem Gede atau Dalem Njero: kerajaan kecil yang dulunya merupakan pusat pemerintahan.
  • Sebuah masjid, Masjid Tegalsari atau Masjid Kyai Ageng Besari.
  • Komplek makam Kyai Ageng Hasan Besari.
Sejarah Masjid Tegalsari dimulai dari Desa Setono, Jetis. Daerah tersebut awalnya berupa hutan yang dibuka oleh dua saudara; Pangeran Sumede dan Donopuro untuk pembangunan masjid dan pesantren. Salah satu santri bernama Besari dari Caruban sangat pandai. Karena kepandaiannya lalu dijadikan menantu oleh Kyai Nursalim dari Mantub Ngasihan. Kemudian Besari diberi tanah oleh Kyai Donopuro disebelah timur Desa Setono yang selanjutnya didirikan Masjid dan Pesantren Tegalsari.
Pada awal berdirinya Desa Tegalsari dipimpin oleh lurah yang juga tokoh manutan bergelar Kyai Ageng. Waktu itu Keraton Mataram di Kartosuro terjadi “Geger Pacinan” dipimpin oleg Raden Mas Garendi yang dapat menduduki istana. Paku Buwono II saat itu mengungsi ke Ponorogo singgah di Desa Tegalsari. Beliau menyusun kekuatan dan dapat memadamkan pemberontakan. Sebagai balas budi Desa Tegalsari dijadikan perdikan dan kepala desanya bergelar Kyai Ageng, yang dimaksud adalah Kyai Ageng Muhammad Besari, putra Kyai Anom Besari Kuncen.
Di sebelah timur masjid terdapat pendopo beratap limasan. Di sebelah timur pendopo terdapat bangunan tambahan beratap kubah metal dengan proporsi sangat pendek. Bangunan tambahan ini termasuk bangunan yang dibuat atas dana bantuan dari Soeharto. Bangunan kuno lainnya yang masih terjaga adalah rumah Kyai Ageng Besari, yang berada di depan masjid. Di area rumah tinggal Kyai Ageng Besari ( Dalem Jero ) terdapat pula sebuah bangunan kecil. Persis sebelah barat Dalem Jero berupa Langgar ( mushola kecil ). Di situlah Ronggowarsito sastrawan jawa pernah di gembleng mulai muda, yang terkenal dengan kenakalannya, oleh Kyai Ageng Besari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar