Jumat, 20 Februari 2015
Alun Alun Ponorogo
Alun-Alun Ponorogo adalah sebuah tanah lapang yang berada di pusat Kabupaten Ponorogo di mana di keempat sudutnya berdiri beberapa patung singa simbol dari kesenian Reog Ponorogo. Di alun-alun ini sering diadakan pasar malam yaitu setiap menjelang bulan Suro (Muharram) dan hari raya Idul Fitri. Selain pasar malam, alun-alun ini juga digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat, yaitu; salat Ied, pertandingan sepakbola, Festival Reog Nasional, konser musik, pertunjukan wayang kulit, dan sebagainya.
Di bagian barat Alun-Alun berdiri Masjid Agung dengan arsitektur berwarna hijau. Di bagian selatan Alun-Alun, berdiri pusat perbelanjaan yang bernama Ponorogo Permai (Poper).
Warok Ponorogo
Wilujeng enjing dulur.....Mungkin diantara kita sudah
sering mendengar kata warok, sosok yang gagah dengan menggunakan atribut
hitam. menuurut berita yang tersebar Warok adalah salah satu penari
dalam seni reog. Kadang ia diterjemahkan sebagai sosok yang dikenal
sebagai seseorang yang “menguasai ilmu” (ngelmu) dalam pengertian
Kejawen.
Warok juga sering berperan sebagai
pemimpin lokal informal dengan banyak pengikut. Dalam pentas, sosok
warok lebih terlihat sebagai pengawal/punggawa raja Klana Sewandana
(warok muda) atau sesepuh dan guru (warok tua). Dalam pentas, sosok
warok muda digambarkan tengah berlatih mengolah ilmu kanuragan,
digambarkan berbadan gempal dengan bulu dada, kumis dan jambang lebat
serta mata yang tajam. Sementara warok tua digambarkan sebagai pelatih
atau pengawas warok muda yang digambarkan berbadan kurus, berjanggut
putih panjang, dan berjalan dengan bantuan tongkat.
Pada awalnya warok digambarkan sebagai sosok pengolah kanuragan yang demi pencapaiannya ilmunya, tidak berhubungan dengan wanita, melainkan dengan bocah lelaki berumur 8-15 tahun yang acapkali disebut gemblakan. Seringkali para warok juga mengonsumsi minuman keras. Namun saat ini warok telah mengalami perubahan paradigma. (wikipedia)(kotareyog.com)
Pada awalnya warok digambarkan sebagai sosok pengolah kanuragan yang demi pencapaiannya ilmunya, tidak berhubungan dengan wanita, melainkan dengan bocah lelaki berumur 8-15 tahun yang acapkali disebut gemblakan. Seringkali para warok juga mengonsumsi minuman keras. Namun saat ini warok telah mengalami perubahan paradigma. (wikipedia)(kotareyog.com)
Rindu Kampung Halaman
Homesick
atau rindu kampung halaman tidak jarang kita alami, khusunya bagi para
perantau.Homesick adalah perasaan yang biasa hinggap pada orang yang
bepergian jauh dan dalam jangka waktu yang panjang. Gelaja homesick ini
sering kali membuat seseorang memiliki perasaan sangat rindu akan
orang-orang di kampung halamannya serta rutinitas biasanya.
Biasanya
seseorang merasakan penyakit homesick ini karena merasa kehilangan
orang-orang terdekatnya, keluarga, teman, pacar. Selain itu lingkungan
baru yang berbeda dengan aktivitas yang berbeda pula membuat seseorang
merasa asing di lingkungan tersebut. Kebiasaan lama yang kemudian
berubah atau hilang di tempat baru juga bisa membuat orang merasa
homesick.
Reyog Ponorogo "Singo Budoyo" Desa Gabel
Selamat malam mas, mbak, pak, bu, adik, semuanya....Salam Hak'e Hok ya...
kali ini saya mau membahas tentang Kesenian Reyog Ponorogo, udah gak asing lagi kesenian yangsatu ini, soalnya udah mendunia banget bahkan sempat di akui oleh Negara tetangga.
Padepokan Reyog SINGO BUDOYO yahh itulah nama Kesenian Reyog milik Desa Gabel, Salah satu wilayah kecil di barat kota Ponorogo, tepatnya kecamatan kauman,
Kesenian Reog Singo Budoyo adalah Kesenian Reog milik pemerintah desa Gabel yang di olah oleh pemerintah dan Masyarakat sekitar....
Langganan:
Postingan (Atom)